BWIPOST.CO.ID, BANYUWANGI – Senior KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) Aris Adi Leksono turut Prihatin atas terulangnya peristiwa meninggalnya santri akibat kekerasan di pesantren. Yang Kali ini insiden nahas tersebut menimpa AR (14), seorang santri asal Buleleng, Bali.
Santri kelas 9 itu menghembuskan nafas terakhirnya di RSUD Blambangan, Banyuwangi, Jawa Timur. pada Kamis (2/1) Usai koma selama 6 hari akibat dikeroyok oleh enam orang seniornya. di salah satu pondok pesantren yang Berlokasi di Kecamatan Wongsorejo.
“Kami turut berdukacita dan Prihatin peristiwa meninggalnya santri terulang lagi. Dalam catatan kami selama 2024, hampir setiap bulan ada santri yang meninggal di pondok pesantren karena mendapat kekerasan”, ujarnya Pada Jumat (3/1/2025).
Lanjut Aris, Dikatakannya, Komisioner KPAI baru-baru ini telah bertemu dengan menteri agama untuk membahas perlindungan anak di lingkungan Pondok pesantren.“Menteri agama berkomitmen untuk membangun sistem perlindungan anak di satuan pendidikan keagamaan khususnya pesantren sehingga tidak terjadi lagi kasus kekerasan anak, baik kekerasan fisik, psikis, maupun kekerasan seksual, Sebutnya.
Masih Menurut Aris, saat ini penggalian kebenaran, motif yang sesungguhnya, dan pendampingan terhadap korban dan juga pelaku yang masih berusia anak harus jadi perhatian.”Terkait pelaku yang masih berusia anak, ia meminta sistem peradilan pidana anak harus diterapkan oleh pihak penegak hukum sesuai tahapan-tahapan yang ada”, Harapnya.
“KPAI sudah berkoordinasi dengan Kanwil Kemenag Jawa Timur dan Kemenag Banyuwangi, nanti kita akan mengawal bersama-sama agar kasus ini tuntas dan bisa kita ambil pelajaran agar di kemudian hari tidak terjadi lag”, Tambahnya.